KEPEMIMPINAN EKOSISTEM DALAM MEMPERKOKOH KETAHANAN PANGAN DI BADUY DALAM

Abstract

Artikel ini menganalisis bagaimana kepemimpinan ekosistem, yakni kepemimpinan yang bekerja secara relasional, lintas-aktor, dan berorientasi keberlanjutan, bekerja  di komunitas Baduy Dalam untuk menopang pertanian subsisten, ketahanan pangan, dan perlindungan lanskap adat. Metode yang digunakan adalah studi pustaka, analisis dokumen sekunder, dan wawancara kualitatif semi-terstruktur pada lima informan yang disamarkan: N‑A (Jaro di Baduy Dalam), N‑B (tetua adat), N‑C (Pimpinan Dinas Informasi dan Komunikasi Provinsi Banten), N‑D (akademisi sosiologi), dan N‑E (pengamat kebudayaan). Dengan kerangka integratif SWOT yang dipadukan PESTEL, riset memetakan kekuatan (Traditional Ecological Knowledge-TEK/pikukuh, kohesi sosial, agroekologi berinput rendah), kelemahan (lahan terbatas, akses layanan, dokumentasi pengetahuan), peluang (penguatan community seed bank/leuit, indikasi geografis padi lokal, jejaring riset dan pendidikan), serta ancaman (perubahan iklim, komodifikasi budaya/over‑tourism, tekanan tenurial). Temuan utama menunjukkan bahwa duet kepemimpinan Puun–Jaro berperan sebagai pengikat pengetahuan ekologis tradisional (TEK) dengan tata kelola adaptif, sementara leuit bertindak sebagai seed/food commons yang menjaga ketahanan pangan dan sumber benih musiman. Strategi S‑O dan S‑T menonjol antara lain formalisasi leuit sebagai community seed bank adat, kode etik pariwisata berbasis daya dukung, serta penguatan forum tata-batas adat‑negara. Kontribusi ilmiah artikel ini adalah mengkaitkan praktik kepemimpinan Baduy dengan teori sistem sosial‑ekologis (SES) dan adaptive governance, sekaligus menawarkan rancangan strategi yang menghormati pikukuh namun tetap adaptif terhadap dinamika eksternal.